Pernyataan politikus Korea Selatan yang menyalahkan wanita atas peningkatan kasus bunuh diri laki-laki merupakan pendekatan yang keliru dan tidak bertanggung jawab. Masalah bunuh diri adalah masalah serius yang kompleks dan tidak boleh disalahkan pada satu kelompok masyarakat saja. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kasus bunuh diri laki-laki termasuk:
- Tuntutan Sosial dan Ekonomi: Laki-laki sering mengalami tekanan sosial dan ekonomi yang berat, seperti ekspektasi untuk menjadi tulang punggung keluarga dan menopang tanggung jawab finansial. Tekanan ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.
- Stigma Mental Health: Budaya yang menekankan maskulinitas yang kuat dan menahan emosi dapat membuat laki-laki enggan mencari bantuan gunung388 untuk masalah kesehatan mental. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam penanganan masalah mental yang mungkin berujung pada tindakan bunuh diri.
- Ketidaksetaraan Gender: Wanita dan pria mungkin menghadapi tekanan sosial dan ekonomi yang berbeda, tetapi menyalahkan wanita atas peningkatan kasus bunuh diri laki-laki merupakan generalisasi yang tidak adil. Ketidaksetaraan gender dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional bagi kedua gender.
- Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan Mental: Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan mental yang berkualitas dan terjangkau dapat menjadi hambatan bagi laki-laki untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.
Pendekatan yang lebih baik adalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor khusus yang menyebabkan peningkatan kasus bunuh diri di kalangan laki-laki dan mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut. Edukasi, pemahaman, dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental serta dukungan yang memadai bagi individu yang mengalami kesulitan emosional penting dalam mencegah kasus bunuh diri. Menyalahkan satu kelompok gender atas masalah yang kompleks seperti bunuh diri tidak akan membantu menyelesaikan masalah tersebut, melainkan dapat memperpecah masyarakat.